BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (santrock, 1995).
Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu melalui pengalamanya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang prilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tinglah laku mana yang buruk yang tidak boleh dikerjakan.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban (purwadarminto, 1957:957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan salah dengan demikian moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.
B. Ciri-ciri Perkembangan Moral Remaja
Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi. Menurut kohlberg moral adalah bagian dari penalaran sehingga ia pun menamakannya dengan penalaran moral.
Sesuai dengan tahap-tahap perkembangan moral menurut kohlberg tingkat penalaran moral remaja berada pada tahap konvensional. Hal ini adalah karena dibandingkan dengan anak-anak tingkat moralitas remaja sudah lebih matang, remaja sudah mulia mengenal konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan. Walaupun anak remaja tidak selalu mengikuti prinsip-prinsip moralitas mereka sendiri namun riset menyatakan bahwa prinsip-prinsip tersebut menggambarkan keyakinan yang sebenarnya dari pemikiran moral konvensional.
Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar pertimbangan.
Menurut Kohlberg, tahap perkembangan moral ketiga, moral moralitas pascakonvensional harus dicapai selama masa remaja.tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap. Dalam tahap pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar apabila hal ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan.
Dalam tahap kedua individu menyesuaikan dengan standar sosial dan ideal yang di internalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor sosial. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi. .
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
a. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
b. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku.
c. Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.
C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Remaja
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga sebagai lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan moral seseorang biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran orang tuanya. Orang-orangyang tidak memiliki hubunganyang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar mereka tidak mampu mengembangkansuperegonyasehingga mereka bias menjadi orang
yang sering melakukan pelanggaran norma.
b. Lingkungan Sekolah
Disekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai normayang berlaku di masyarakatsehingga mereka juga dapat menentukan mana tindakanyang baik dan boleh dilakukan. Tentunya dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung menjadikan gurusebagai model dalam bertingkah laku, oleh karena ituseorang guru harus memiliki moralyang baik.
c. Lingkungan Pergaulan
Dalam pengembangan kepribadian, factor lingkungan pergaulan juga turut mempengaruhi nilai, moral dansikapseseorang. Pada masa remaja, biasanya seseorang selalu ingin mencoba suatu hal yang baru. Dan selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajakan teman. Bahkan terkadangseorang teman juga bisa dijadikan panutan baginya.
d. Lingkungan Masyarakat
Masyarakatsendiri juga memiliki pengaruhyang penting terhadap pembentukan moral. Tingkah lakuyang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itusendiriyang mempunyaisanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-pelanggarnya.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat menurunkan moral dikalangan para remaja :
1. Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari tetapi didalam soal keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru yang bertindak tidak sesuai ajaran agama dan bersikap materialistik.
2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik
Kebanyakan remaja yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan materialistik. Sehingga kadang kala didalam mengejar kemewahan tersebut mereka sanggup berbuat apa saja tanpa menghiraukan hal itu bertentangan dengan agama atau tidak, baik atau buruk
3. Tekanan psikologi yang dialami remaja
Beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah diakibarkan adanya perceraian atau pertengkaran orang tua yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan.
4. Gagal dalam studi/pendidikan
Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya.
5. Peranan Media Massa
Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah dipengaruhi, karena remaja sedang mencari identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti pada film atau berita yang sifatnya kekerasan, dan sebagainya.
6. Perkembangan teknologi modern
Dengan perkembangan teknologi modern saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.
D. Permasalahan Remaja yang Terkait dengan Moral
Nilai-nilai kehidupanyang harus dikuasai remaja tidak hanya sebatas pada adat kebiasaan dan tingkah lakusaja, tetapi seperangkat nilai-nilai yangsecara keseluruhan terkandung dalam Pancasila. Seorang remaja dalam tugas perkembangannya dituntut untuk dapat mempelajari dan membentuk perilakunya agarsesuai dengan harapan lingkungannya tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam dengan hukumanseperti pada waktu anak –anak.
Michel meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja,sebagai berikut:
a. Pandangan individu semakin lama semakin abstrak
b. Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan yang dominan
c. Penilaian moral menjadi semakin kognitif, sehingga remaja menjadi lebih berani mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
e. Peniaian moral secara psikologis menjadi mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.
Menurut Furter (1965) (dalam Monks, 1984: 252), kehidupan moral merupakan problematic yang pokok dalam masa remaja. Maka perlu kiranya meninjau perkembangan moral dari waktu anak dilahirkan, untuk dapat memahami mengapa justru menduduki tempat yang sangat penting.
E. Upaya Menumbuh Kembangkan Perkembangan Moral Remaja
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan moral remaja adalah :
1. Menciptakan komunikasi
Di sekolah para remaja hendaknya diberi kesempatan berpartisipsi untuk mengembangkan aspek moral misalnya dalam kerja kelompok, sehingga dia belajar tidak melakukan sesuatu yang akan merugikan orang lain karena hal ini tidak sesuai nilai atau norma-normal moral.
2. Menciptakan iklim lingkungan yang serasi
Seseorang yang mempelajari nilai hidup tertentu dan moral kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah laku sebagai pencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan yang secara positif, jujur dan konsekuen senantiasa mendukung bentuk tingkah laku yang merupakan pencerminan nilia hidup tersebut.
Untuk remaja moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri oleh karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri, pedoman ini juga untuk menumbuhkan identitas dirinya menuju kepribadian yang matang dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran yang selalu terjdi dalam masa transisi ini.
Teori Psikoanalisis tentang perkembangan moral menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagian struktur kepribadian manusia menjadi tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari. Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis, yaitu subsistem ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas. Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek social yang berisikan system nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu.
Hal penting lain dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral sesorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.
Untuk remaja moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri oleh karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri, pedoman ini juga untuk menumbuhkan identitas dirinya menuju kepribadian yang matang dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran yang selalu terjdi dalam masa transisi ini.
B. Saran-Saran
Dalam makalah ini yang membahas tentang “KEKHASAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA” penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi teman-teman yang membaca maupun yang mempelajarinya, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi teman-teman semuanya.